Ciri orang yang bertaqwa
Salah satu perintah Allah
swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai
tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena
dengan taqwa ini, seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi
Allah swt. Taqwa adalah buah dari pohon ibadah. Ia merupakan tujuan
utama dari setiap perintah ibadah kepada Allah swt. Perintah berpuasa
misalnya bertujuan untuk meningkatkan derajat ketakwaan bagi orang-orang
beriman. Taqwa yang sesungguhnya hanya diperoleh dengan cara berupaya
secara maksimal melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-larangannya. Ketaatan ini adalah ketaatan yang tulus, tidak
dicampuri oleh riya atau pamrih.
Banyak sekali ayat-ayat Allah maupun hadis Nabi saw. yang
menekankan perintah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Di
antarnya adalah firman Allah swt. :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. QS.
Ali Imran 3:102.
Firman Allah tentang kedudukan orang-orang yang bertaqwa:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”. QS. An-Naba’ 78:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
menadakan baginya jalan keluar. Dia memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya”. QS. Ath-Thalaq
65: 2-3.
Taqwa kepada Allah artinya mempunyai kesadaran akan
kehadiran-Nya. Allah selalu dekat dan menyertai kita, selalu mengawasi
setiap perbuatan kita sehingga menimbulkan kesadaran agar kita
senantiasa berhati-hati, jangan sampai menyimpang dari
tuntunan, ajaran, dan ketentuan-ketentuan Allah swt. dalam kehidupan
keseharian kita. Hal tersebut akan mendatangkan ketentraman dan
ketenangan hati serta kesejahteraan dan keselamatan baik dalam kehidupan
di dunia yang sebentar ini, maupun dalam kehidupan di akhirat yang
langgeng kelak.
Apakah kita sudah berhasil mencapai tingkat taqwa
tersebut? Hanya Allah swt. dan kita masing-masinglah yang mengetahuinya
dengan tepat.
Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan taqwa adalah
surah al-A’raf ayat 26 sebagai berikut:
يابنى آدم قد أنزلنا عليكم لباسا يوارى سوءاتكم
وريشا
ولباس التقوى ذلك خير ذلك من ءايات الله لعلهم يذكرون
“Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Ia telah
menyediakan dua macam pakaian bagi manusia:
Pertama, pakaian lahir yang
mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau
melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan (fungsi
kedua) sebagai hiasan.
Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam
ayat itu, di samping pakaian yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula
semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan Tuhan kepada kita yang
memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan,
penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta
yang cukup, dan kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang
dibuthkan manusia dalam hidupnya di dunia ini.
Kedua, pakaian batin, atau dalam ayat di atas disebut
“pakaian taqwa”. Pakaian taqwa ini –menurut ayat di atas-
ternyata lebih baik dan lebih pentng ketimbang pakaian lahir. Ini karena
pakaian taqwa akan memperindah ruhani, hati dan jiwa manusia. Pakaian
taqwa akan menentukan apakah pakaian lahir tadi bermanfaat atau tidak.
Banyak orang berpakaian lahir, tapai tidak berpakaian taqwa, maka
pakaian lahir tadi tidak memberikan manfaat apa-apa untuknya di dunia
maupun di akhirat.
Al-Hasan al-Bashri, ulama besar yang hidup pada akhir abad
VII M, dalam telaahnya tentang pengertian taqwa yang terkandung dalam
surah al-A’raf ayat 26 di atas, mengungkapkan ciri-ciri orang yag
bertaqwa kepada swt., sebagai berikut:
- Teguh dalam keyakinan dan bijaksana dalam pelaksanaannya;
- Tampak wibawanya karena seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran dan kejujuran;
- Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan kemampuannya;
- Senantiasa bersih dan berhias walaupun miskin;
- selalu cermat dalam perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun kaya;
- Murah hati dan murah tangan
- Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat;
- Tidak berkeliaran dengan membawa fitnah
- Disiplin dalam tugasnya;
- Tinggi dedikasinya;
- Terpelihara identitas muslimnya (setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat);
- Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang lain;
- Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar maka dia menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf kepada orang yang tertimpa oleh kesalahannya itu;
- Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan: “Kalau makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt. mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon agar Allah mengampunimu.
Kalau kita mempunya ciri-ciri seperti di atas, berarti kita
pantas merasa telah mencapai tingkat ketaqwaan keapda Allah swt. dan
tentu harus kita pwlihara serta tingkatkan terus menerus. Pakaian taqwa
dengan ciri-ciri seperti di atas yang telah kita perjuangkan;
menenunnya/merajutnya dengan susah payah sepanjah hidup kita ini
janganlah dirusak lagi. Semoga Allah swt. menuntun kita masing-masing
untuk mencapai tingkat taqwallah seperti di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar